16 — Kami Memang Lemah
Gambar di atas adalah salah satu kutipan yang saya temukan entah kapan ketika sedang scrolling timeline Quora. Menurut salah satu pengguna yang berkomentar di sana, foto tersebut merupakan dinding dari sebuah kafe di Jogja.
Sejenak saya merenung. Benarkah apa yang dikatakan kutipan itu?
Ah, iya, benar rupanya.
Manusia memang hobi merayu Tuhannya hanya ketika sedang lemah saja, mengeluarkan kalimat memesona memuji Sang Pencipta di waktu tertentu, kemudian dengan mudah mengabaikan pemilik semesta di sisa waktunya.
Lebih lucunya, kebanyakan manusia tidak sadar kalau fase lemahnya ada di setiap masa, bukan hanya terbatas ketika sedang terjatuh saja. Bahkan hal-hal di dunia yang umumnya menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang pun tidak bisa menjadi sumber kekuatan manusia.
Kalau harta membuat manusia tak lemah, mengapa masih ada pengusaha kaya yang menyuap pejabat untuk melancarkan usahanya?
Kalau kekuasaan membuat manusia tak lemah, mengapa masih ada perwakilan rakyat yang mengambil hak rakyat untuk kepuasan pribadinya?
Kalau popularitas membuat manusia tak lemah, mengapa masih ada artis papan atas yang terjerat kasus narkoba demi ketenangannya?
Kalau keindahan fisik membuat manusia tak lemah, mengapa masih ada model rupawan yang tersandung skandal perselingkuhan untuk memenuhi egonya?
Kalau kepintaran membuat manusia tak lemah, mengapa masih ada sosok jenius yang terperangkap di rumah sakit jiwa dan terganggu mentalnya?
Kalau menggunakan kacamata dunia, silakan saja mengatakan bahwa mereka adalah figur yang kuat. Namun sejatinya, dari kacamata Sang Pencipta, manusia adalah makhluk yang lemah.
Orang kaya lemah dengan hartanya, penguasa lemah dengan otoritas yang dimilikinya, sosok populer lemah akan reputasinya, manusia menawan lemah dengan rupa fisiknya, dan insan cendekia lemah akan ilmunya.
Sebanyak apapun hal-hal yang manusia punya, tidak ada satupun kekuatan yang bisa ia dapatkan, kecuali dengan izin dari pemiliknya. Lantas kalau lemahnya manusia di sepanjang masa, apa masih bisa meminta kepada Tuhan hanya di saat-saat tertentu saja?
#MeletakAsa
“ … karena manusia diciptakan (dalam keadaan) lemah.” (Q.S. An Nisa: 28)
Manusia itu lemah badan, kekuatan, keinginan, ilmu, dan kesabarannya. — Ibnul Qayyim (Thariqul Hijratain, 1: 228) —